Ikhtiar Mengembangkan Pergerakan Dakwah
(sebuah pengantar)
Oleh : Ust. d. Reviana Ibrahiem, S.Sos
Dalam pengertian logika, pergerakan bukanlah suatu hal yang istimewa. Karena bergerak dan dinamis itu merupakan ciri utama bagi makhluk hidup. Hanya pergerakan memiliki keutamaan lebih dari sekedar bergerak, karena pergerakan selalu berkaitan dengan perubahan, perubahan dengan sendirinya akan berlawanan dengan arus kemapanan (status quo).
Demikia halnya dengan pergerakan dalam islam. Pergerakan yang sepadan dengan makna harakah, sebetulnya terkait dengan tujuan Islam yang tinggi yaitu dakwah. Harakah menjadi sebentuk makna sosiologis bagi dakwah Islam yang mesti diemban oleh setiap da’i (penggerak dakwah dan pergerakan) yaitu mereka yang memiliki keunggulan ilmu dan metalitas dalam menunaikan pergerakan dakwah Islam.
Pergerakan adalah cita-cita sekaligus metode dari ajaran Islam yang diteladankan Rasululloh SAW kepada umatnya. Dalam literature khazanah fiqih kontemporer, fikih harakah sering disebut juga sebagai fiqih Hadarah atau cita-cita peradaban. Yaitu bagaimana memandu pergerakan umat dalam rangka membangun peradaban luhur dan komunitas unggul ditengah umat-umat dunia lainnya. Komunitas muslim dinilai mesti lebih baik dari pada makhluk hidup lain maupun umat manusia lain dimanapun.
Pergerakan islam seperti yang dicontokan Rosul dalam sirah dakwah, adalah terencana dan merupan sebuah rekayasa, tidak asal-asalan sekenanya. Konsep pergerakan selalu memerlukan persiapan matang dan strategi yang tepat dalam mewujudakan tujuan dari pergerakan tersebut. Pendeknya, pergerakan adalah perencanaan pergerakan dari mana menuju kemana. Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan dalam sebuah pergerakan: pertama, tujuan dan misi pergerakan. Kedua, pelaku penggerak (muharrik). Ketiga, tempat atau basis pergerakan (markas al-dakwah). Keempat, komunitas pendukung baik pengikut utama (ashhabun) maupun penyokong pergerakan (hawariyyun).
Dalam sebuah pergerakan tentunya harus memiliki sebuah tujuan dan misi yang jelas. Lantas, apa tujuan tertinggi dari dakwah Islam? Tujuan utama dalam dakwah ini tiada lain untuk membentuk komunitas umat terbaik (khairu ummah) dalam tatanan umat yang unggul. Perlu dipahami bersama bahwa kualitas umat terbaik bukanlah jaminan gratisan tanpa ruh dan keringat, melainkan memerlukan upaya dan proses tanpa henti.
Terdapat enam dimensi dalam upaya membentuk umat terbaik.
[1] Dimensi Keagamaan, yaitu ikatan aqidah yang sama, nabi yang sama, dan kitab suci yang sama;
[2] Dimensi Kemanusiaan, yaitu bahwa ajaran Islam tidak hanya mementingkan hubungan ibadah yang bersifat ilahiyah tapi juga hubungan kemanusiaan yang bersifat insaniyah;
[3] Dimensi Kemasyarakatan, berupa misi persaudaraan Islam yang lebih kuat dari pada hubungan nasab dan keturunan;
[4] Dimensi Geografis, yaitu ikatan wilayah yang membentuk satu kesatuan unit yang utuh;
[5] Dimensi Peradaban, membentuk peradaban yang luhur dan jelas yang tak lain peradaban Islam;
[6] Dimensi Misi dan Tujuan yang menjadi pengikat utama kebersamaan umat.
Karena sifat dari pergerakan adalah perubahan, maka untuk merealisasikan tugas pergerakan dan peradaban tersebut mesti terwujudkan dalam lima pondasi utama membentuk peradaban, yaitu:
[1] Mengubah kebodohan menjadi pengetahuan;
[2] Mengubah pengetahuan menjadi ide pemikiran;
[3] Mengubah ide pemikiran menuju bentuk pergerakan;
[4] Mengubah pergerakan menjadi tujuan.
[5] Mengubah tujuan peradaban menjadi keridhaan Allah.
0 on: "Gerakan Dakwah"